Pelaksanaan Capstone TA bukan bertujuan untuk penelitian yang mendapatkan kebaruan (novelty), melainkan demonstrasi kemampuan yang akan diterapkan untuk praktek profesional. Oleh karena itu, memformulasikan masalah keteknikan (engineering) yang akan dipecahkan adalah komponen penting dalam Capstone TA. Masalah keteknikan merupakan harus diformulasikan sesuai kebutuhan riil yang ditemukan dari kehidupan sehari-hari yang nyata dan didukung dengan data. Contoh:
- Sistem pendeteksi pencurian pada kendaraan bermotor
- Sistem pendeteksi kelelahan pada pengemudi mobil
Perumusan masalah yang tidak baik mengandung ketidakjelasan, seperti misalnya: Perlunya sistem untuk meningkatkan kemampuan matematika bangsa Indonesia. Masalah ini bukan masalah keteknikan dan terdapat jargon yang tidak jelas. Contoh lain:
- Menemukan algoritma paling cepat untuk menyelesaikan masalah optimasi. Ini bukan masalah keteknikan tetapi masalah penelitian)
- Pemanfaatan deep learning untuk menyelesaikan masalah penjadwalan praktikum. Permasalahan ini mengandung jargon.
Formulasi masalah harus jelas dan dapat dinyatakan dalam dua kalimat tanpa jargon serta dapat ditunjukkan contoh di mana masalah tersebut terjadi. Masalah hendaknya dilihat dari kacamata customer.